Aku menyukaimu, benar-benar menyukaimu, lihatlah.. bagaimana kau telah membuatku gila”
.
Katanya dengan sorot mata tajam, amarah dan kesedihan juga terlihat dimatanya,
Katanya dengan sorot mata tajam, amarah dan kesedihan juga terlihat dimatanya,
.
Aku begitu kaget mendengar ia mengatakan itu, aku terdiam, jantungku berdetak kencang. Tangannya masih mencengkeram kedua lenganku, membuatku tersudut dan tak bisa bergerak di balik tirai pintu.
Aku begitu kaget mendengar ia mengatakan itu, aku terdiam, jantungku berdetak kencang. Tangannya masih mencengkeram kedua lenganku, membuatku tersudut dan tak bisa bergerak di balik tirai pintu.
.
“Tapi... Aku.. “
“Tapi... Aku.. “
.
Alunan musik gamelan jawa mulai terdengar, ucapanku terhenti, bagaimana aku bisa melakukan ini di hari pernikahanku, bagaimana jika Ibu melihat kami, pikirankupun mulai kacau. Seharusnya tidak seperti ini, aku juga menyukaimu, ingin rasanya aku mengatakan itu, tapi tidak, karena kalimat itu selamanya terlarang bagiku untuk kukatakan kepadanya, mataku mulai basah dan hatiku terasa sakit, rasa cinta yang lama ku pendam terhadapnya kemarin kurasakan begitu lelah, bukankah dari awal kami telah kalah, bagaimana aku hendak melawan Tuhan, perbedaan agama yang membuat kami seharusnya dan untuk selamanya menutup hati rapat-rapat soal cinta.
Alunan musik gamelan jawa mulai terdengar, ucapanku terhenti, bagaimana aku bisa melakukan ini di hari pernikahanku, bagaimana jika Ibu melihat kami, pikirankupun mulai kacau. Seharusnya tidak seperti ini, aku juga menyukaimu, ingin rasanya aku mengatakan itu, tapi tidak, karena kalimat itu selamanya terlarang bagiku untuk kukatakan kepadanya, mataku mulai basah dan hatiku terasa sakit, rasa cinta yang lama ku pendam terhadapnya kemarin kurasakan begitu lelah, bukankah dari awal kami telah kalah, bagaimana aku hendak melawan Tuhan, perbedaan agama yang membuat kami seharusnya dan untuk selamanya menutup hati rapat-rapat soal cinta.
.
“Tapi hari ini adalah hari pernikahanku mas, aku akan menikah dengan Mas Herman,”
“Tapi hari ini adalah hari pernikahanku mas, aku akan menikah dengan Mas Herman,”
Suaraku begitu parau,
.
“Kau hanya akan semakin melukai hatimu dengan melakukan semua ini, aku mohon berhentilah”
“Kau hanya akan semakin melukai hatimu dengan melakukan semua ini, aku mohon berhentilah”
.
Mendengar perkataanku iapun tertunduk, perlahan ia lepas cengkeraman tangannya, namun saat ia menatapku kembali, sorot matanya tidak berubah, bahkan semakin terlihat marah.
Mendengar perkataanku iapun tertunduk, perlahan ia lepas cengkeraman tangannya, namun saat ia menatapku kembali, sorot matanya tidak berubah, bahkan semakin terlihat marah.
.
“Kenapa semua ini terjadi kepada kita? Kau bilang Tuhanmu menumbuhkan cinta di hati manusia sebagai sebuah fitrah, namun Ia juga melarang kita untuk bersatu, fitrah macam apa yang ia berikan Ha?”
“Kenapa semua ini terjadi kepada kita? Kau bilang Tuhanmu menumbuhkan cinta di hati manusia sebagai sebuah fitrah, namun Ia juga melarang kita untuk bersatu, fitrah macam apa yang ia berikan Ha?”
.
“Hentikan mas, cukup”
“Hentikan mas, cukup”
.
“Katakan, kenapa?”
Teriaknya
“Katakan, kenapa?”
Teriaknya
.
“Bagaimana aku bisa memberi penjelasan kepada orang yang hatinya penuh duka dan amarah?, bukan kau tidak akan bisa mengerti mas, namun kau pasti tidak akan mau mengerti.”
“Bagaimana aku bisa memberi penjelasan kepada orang yang hatinya penuh duka dan amarah?, bukan kau tidak akan bisa mengerti mas, namun kau pasti tidak akan mau mengerti.”
.
“Apakah kau akan benar-benar menjalani ini?”
“Apakah kau akan benar-benar menjalani ini?”
.
Akupun diam sejenak
Akupun diam sejenak
“Ya”
Rasa sakit di hatiku kurasakan semakin dalam.
.
Hening, tak ku dengar ia mengucapkan sepatah katapun,
Hening, tak ku dengar ia mengucapkan sepatah katapun,
.
“Sepertinya yang kulakukan ini sia-sia, aku seperti orang bodoh yang melakukan hal gila, bertahun-tahun aku menyukaimu Ratih, dan hari ini segalanya hanya menjadi seperti sebuah dongeng, dongeng yang tidak berakhir baik”
Ia berkata pelan dengan tatapan mata kosong,
“Sepertinya yang kulakukan ini sia-sia, aku seperti orang bodoh yang melakukan hal gila, bertahun-tahun aku menyukaimu Ratih, dan hari ini segalanya hanya menjadi seperti sebuah dongeng, dongeng yang tidak berakhir baik”
Ia berkata pelan dengan tatapan mata kosong,
.
“Sekarang , apa yang harus ku katakan padamu untuk mengakhiri ini?”
Lalu ia mulai menatapku, rasa menyerah tergambar di matanya.
“Sekarang , apa yang harus ku katakan padamu untuk mengakhiri ini?”
Lalu ia mulai menatapku, rasa menyerah tergambar di matanya.
.
“Apapun yang kau harapkan untukku mas”
Kataku lirih
“Apapun yang kau harapkan untukku mas”
Kataku lirih
.
“sekalipun itu kata-kata dari rasa amarahmu, aku akan menerimanya”
Aku menitikkan air mata
“sekalipun itu kata-kata dari rasa amarahmu, aku akan menerimanya”
Aku menitikkan air mata
.
Iapun terdiam sejenak
.
“Semoga kau berbahagia, Ratih.“
Iapun terdiam sejenak
.
“Semoga kau berbahagia, Ratih.“
Suaranya terdengar pasrah, dan perlahan ia melangkah pergi.
.
Sedangkan aku tetap berdiri ditempat yang sama, tatapan mataku seolah kosong, bahkan aku tidak bisa merasakan tanah tempatku berpijak, suara musik gamelan yang dari tadi ditabuhkan terdengar seperti suara angin badai ditelingaku.
Sedangkan aku tetap berdiri ditempat yang sama, tatapan mataku seolah kosong, bahkan aku tidak bisa merasakan tanah tempatku berpijak, suara musik gamelan yang dari tadi ditabuhkan terdengar seperti suara angin badai ditelingaku.
.
“Tidak, aku tidak akan menyesal.”
“Tidak, aku tidak akan menyesal.”