5 Kerugian Setelah Migrasi Ke Bank Syariah Indonesia

Saifullah.id - Nasabah bank BNI Syariah dan BRI Syariah sudah banyak yang Auto Migrasi ke Bank Syariah Indonesia. Setelah migrasi, tentu aplikasi mobile juga ikut berubah dan aturan kartu debit ATM juga berubah.

Perubahan yang terjadi sedikit banyak membuat Nasabah membandingkan kelebihan dan kekurangan bank sebelum dan sesudahnya, mengingat kenyamanan dalam bertransaksi adalah yang utama saat ini.

Ada beberapa kekecewaan setelah BNI Syariah diganti jadi Bank Syariah Indonesia, diantaranya:

Migrasi Mendadak

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kebijakan migrasi, namun prosesnya banyak membuat orang panik. Tidak ada pemberitahuan akan ada migrasi dari pihak bank via plikasi atau SMS. Bahkan tidak ada notifikasi tentang kapan pelaksanaan migrasi akan dilaksanankan.

Tiba-tiba aplikasi m-Banking langsung tidak berfungsi dan ATM tidak bisa digunakan. Bagaimana perasaan orang yang di dalam tabungannya banyak menyimpan uang? Apalagi sekarang banyak berita saldo tiba-tiba hilang. Pasti was-was kan?

Kartu ATM Tidak Berfungsi & Mesin ATM Langka

Saat ingin mengambil uang di ATM BNI malah muncul peringatan transaksi ditolak dan dibatalkan. Sementara ATM BSI sangat langka bahkan masih belum tersedia dipenjuru kota apalagi desa. Apakah kalian bercanda?

Dimasa PPKM karena Covid kita seolah-olah dipaksa untuk datang ke kantor cabang Bank Syariah untuk mengurus pergantian kartu, kan lucu?

Tidak Bisa Top Up DANA

DANA aplikasi Dompet Digital yang sangat populer saat ini. Banyak keuntungan yang didapat ketika menggunakan Dana. Misalnya, transfer ke semua bank gratis 10 kali setiap bulan, top up di Mercant (Alfamart & Alfamidi) tanpa biaya admin (GRATIS), bisa melakukan pembayaran pakai QRIS, terhubung ke banyak toko online sehingga pembayaran tidak perlu ribet.

Tapi sayang, Bank Syariah Indonesia belum mendukung top up saldo ke aplikasi DANA. Hal ini menjadi kekurangan yang mengecewakan.

Rawan Biaya Admin

Rata-rata toko online mempunyai Rekening BRI, BNI, BCA, dan Mandiri. Dulu ketika masih pakai BNI Syariah, mau transfer ke BNI Konvensional mudah dan tanpa biaya admin karena masih dianggap antar bank yang sama. Begitu juga BRI Syariah transfer ke BRI Konvensional dulu gratis biaya admin. Tapi sekarang, mau transfer kemana saja pasti kena biaya.

Jarang sekali pedagang yang menyediakan rekening pembayaran pakai BSI saat ini. Jadi mau tidak mau setelah migrasi ke BSI, uang yang ada di rekening tabungan harus dipindah ke Bank selain BSI, agar tidak kena biaya admin saat belanja online.

Aplikasi BSI Terkesan Jadul

Fitur aplikasi Mobile Banking nya sih memang lengkap, terutama untuk keperluan yang berhubungan dengan ibadah, seperti Jadwal Sholat, Al-Qur'an, Infaq, Zakat, Kalkulator Qurban, Wakaf, Fidyah, dan sebagainya.

Ibarat kata, untuk sekelas Mobile Banking, aplikasi ini memang pantas di sebut Bank Syariah karena menyediakan semua layanan keagamaan.

Tapi untuk urusan transaksi keuangan, sistem UI nya terasa masih jadul atau lawas, contoh:

1. Informasi Saldo
   Di aplikasi BNI mobile dan BRImo setelah kita login, informasi saldo langsung bisa dilihat di layar utama. 

   

   Cek Saldo BRI / BNI

   
   Sementara di aplikasi BSI kita harus masuk ke beberapa menu lagi untuk cek saldo.
   

   

   Cek Saldo BSI

   
   
2. Mutasi Rekening
   Di banyak aplikasi m-Banking rata-rata menampilkan info debit, kredit, dan saldo akhir yang dikemas dalam bentuk tabel atau baris yang rapi seperti catatan akuntansi. Tapi di BSI malah kayak gini.

   

   Mutasi BRI vs Mutasi BSI

   
   
3. Transfer ke Bank Lain
   Di aplikasi lain, transfer ke Bank lain tidak perlu memasukkan kode awalan lagi. Tapi di BSI masih harus mencari kode Bank lain dulu baru bisa transfer. Sementara orang transfer biasanya butuh kecepatan dan kepraktisan.

Jika, kalian merasakan keluhan yang sama atau malah sebaliknya menemukan kelebihan dari BSI Mobile, silakan tulis di kolom komentar.