🔔 Aktifkan notifikasi disini Google News

#3 Kalau Tidak Pacaran dan Tidak Ada Rasa Cinta Bagaimana Jadinya Setelah Menikah?

Beberapa waktu yang lalu saya sudah membahas tentang 2 pembelaan orang berpacaran, dan sekarang masuk ke bagian ke-3: Kalau Tidak Pacaran dan Tidak Ada Rasa Cinta Bagaimana Jadinya Setelah Menikah? Sebetulnya, pertanyaan ini sudah saya singgung pada bagian ke-1: Pacaran Itu Boleh, Asalkan Wajar. Tapi supaya lebih spesifik lagi tidak ada salahnya membahasnya lagi supaya lebih terpatri dalam memori.

Pada postingan lalu telah saya sebut 2 istilah untuk menggambarkan mengapa islam melarang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berkumpul/bersama disuatu tempat. Namun, pada bagian ini, 2 istilah itulah yang akan menjadi alasan tumbuhnya rasa cinta pasangan suami istri yang sebelumnya tidak pernah pacaran.

Kenyataannya, banyak pasangan suami istri yang meskipun terpaksa untuk menikah (dijodohkan), pada akhirnya akan tumbuh rasa cinta dan sayang pada keduanya. Mengapa demikian? Sebab manusia memang terlahir dengan rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Selain itu kita juga dianugerahkan kelebihan dan kekurangan. Makanya semakin lama seseorang berinteraksi dengan orang lain (lawan jenis), maka akan tiba saatnya dia menemukan sesuatu yang bisa dia kagumi. Rasa kagum itu merupakan tahap awal dari ketertarikan, dari rasa kagum itulah akan menumbuhkan rasa cinta nantinya.

Kalian pernah melihat ada cowok ganteng yang menikah dengan cewek jelek? atau juga sebaliknya, ceweknya cantik tapi cowoknya jelek? Dalam pepatah menyebutnya bagai pungguk merindukan bulan. Saking tidak masuk akalnya sampai diibaratkan demikian. Bagaimana mungkin seseorang yang berpenampilan menarik menikah dengan yang biasa-biasa saja bukan? Sampai-sampai banyak orang berspekulasi dengan berprasangka buruk.
"Ah, paling dia ngincar harta doang. Yang jelek itu pasti orang kaya, makanya dia mau"
Begitulah kira-kira pandangan masyarakat kebanyakan. Saya kira wajar saja mereka berpendapat demikian, karena mereka menemukan banyak orang matre sekarang ini. Tapi cobalah untuk tidak berprasangka buruk terlebih dahulu. Karena di dalam islam kita diajarkan untuk selalu bersikap husnudzan bukan?

Nah, pada kenyataannya bukan hanya harta yang menyebabkan seseorang memilih orang lain sebagai pasangan, tapi lebih tepanya pada sikap, prilaku, dan karakter. Kita tentu pernah menemukan cewek cantik atau cowok ganteng yang sikapnya sangat menjengkelkan, sombong, kasar, dll. Sehingga kalau ditanya, kita pasti lebih memilih yang biasa-biasa aja yang penting baik dan kita merasa nyaman di dekatnya.
"Dia memang bukan pria tampan, tapi dia rajin banget dalam bekerja, sabar, dan selalu memperlakukanku dengan lemah lembut dan kasih sayang"
"Dia memang tidak cantik, tapi dia perhatian banget sama suami dan sama anak-anak. Dia juga pandai masak dan mengatur keuangan keluarga. Selain itu, sia selalu mengingatkanku untuk ibadah"
Intinya, setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi pacaran karena alasan takut menjalani pernikahan tanpa rasa cinta itu salah besar.

Mari kita mengingat kisah kakek dan nenek kita dulu. Rata-rata mereka menikah  karena dijodohkan. Tidak ada yang melalui proses berpacaran. Bahkan hubungan mereka langgeng aja sampai ajal menjemput. Berbeda dengan generasi berikutnya yang mengenal pacaran. Justru semakin banyak yang pacaran semakin meningkat pula kasus perceraian.

Bagaimana tidak, kasih sayang sudah diumbar-umbar saat pacaran, setelah menikah akhirnya terasa hambar. Belum lagi yang suka gonta ganti pacar, setelah menikah istri/suami jadi punya perbandingan dengan mantan-mantan terdahulu. Otomatis, ada rasa menyesal dan ingin kembali ke mantan. Ditambah lagi ada yang seperti penjual mangga (Bagian ke-2: Pacaran Adalah Masa Penjajakan), ujung-ujungnya merasa ditipu.

Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa perceraian semakin meningkat dari tahun 2012 sampai 2015. Angka pernikahan berkurang, tapi angka perceraian selalu bertambah setiap tahunnya.
Silakan cek di sini

Jadi, benarkah pacaran akan menjamin langgengnya hubungan rumah tangga?
Apakah yang di ajarkan dalam agama salah?
Kalian bisa  simpulkan dan jawab sendiri.

Mau donasi lewat mana?

SeaBank - Saifullah (9016-9529-0071)

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

BCA Blu - Saifullah (007847464643)

JAGO - Saifullah (1060-2675-3868)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.
Seorang Guru Bahasa Inggris, Kreator Digital, Editor, Publisher, Advertiser, Blogger, Youtuber, Distributor, Desain Grafis, Web Developer, dan Programmer.

Posting Komentar

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😪😭😱😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❌✅⭐
Centang Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi ketika komentar kamu sudah di jawab.
Parse:

Gambar Quote Pre Kode



  • Home


  • Follow


  • MENU


  • Share


  • Comment
Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.